Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Curhatnya Seorang Pecundang

22 September 2010   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:03 1090 0

Dikala orang-orang sedang berlomba-lomba menuju kesuksesannya aku malah menjadi seorang pecundang yang mengotori mimpi-mimpiku. Ku tak berdaya dengan perubahan dalam sikapku yang semakin hari semakin menjijikan. Tak ayal rasa kepercayaan terhadap diri sendiri pun sirna secara perlahan, tak ada harapan yang bisa menjadikan aku seperti dulu lagi. Aku tak mengerti begitu sulit lagi untuk bangkit kembali, untuk dapat menikmati hari-hari penuh dengan semangat dan harapan yang tinggi. Kini mimpi-mimpi itu pudar dengan sepudar-pudarnya.Hanya sekedar mimpi disiang bolong sebatas hayalan dan imajinasi saja. Waktuku kuhamburkan dengan sia-sia serasa tak ada harganya, tanpa makna, tak ber-arti dan tidak ada ruh dalam menjalani kehidupan ini. Harta orangtua pun perlahan ku habiskan tanpa ada hasil dan tak bersisa sedikitpun, hilang begitu saja digunakan untuk memuaskan hasratku. Kawan terbaikuku pun menjauh terlepas dari sikap angkuhku, melupakan segala kenangan bersama yang pernah kita alami. Kekasihku meninggalkanku tanpa kabar darinya dan orangtuaku hanya bisa menunduk pasrah menahan rasa kekecewaan terhadapku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun