Sejak 2008 sampai 2012 saya sesungguhnya penikmat layanan bus transjakarta, namun akhirnya saya memutuskan untuk beralih ke kendaraan pribadi karena bus yang selalu padat penumpang dan berdesak desakan. Belakangan tersiar kabar bahwa sudah tersedia bus baru yang baru saja diterima dari cina. Bus baru ini pun menuai kontroversi, karena banyak media yang menyiarkan bahwa bus baru tersebut dalam kondisi tidak layak pakai.
Akhirnya berbekal uang yang tidak seberapa, saya memutuskan untuk mengamati bus transjakarta selama seminggu. Dan akhirnya saya menemukan beberapa persoalan yang membuat masyarakat menjadi tidak ingin menggunakan bus tersebut, diantaranya adalah ;
TRANSJAKARTA atau METROMINI?
Sengaja saya tempatkan diposisi pertama, karena begitu banyaknya bus transjakarta yang lebih mirip metromini ketimbang bus "exclusive" yang selayaknya. Mulai dari pintu otomatis yang sudah rusak, kursi yang rusak, bahkan kemarin (28 Februari 2014) seorang petugas bus transjakarta malah mengangkat satu kursi, karena kursi itu sudah copot (bus jurusan Dukuh Atas - Ragunan). Belum lagi, kalau malam, supir bus transjakarta seperti abang - abang supir metromini, ngebutnya itu loh, gak kuat banget... tidak jarang bus melintasi lobang, atau penumpang harus "terlompat" karena guncangan akibat kebut - kebutan ala pengemudi transjakarta (saya menemukan hal ini di bus transjakarta jurusan Kp.Rambutan - Kp. Melayu dan Harmoni - Lebak Bulus)
Saran saya, sebaiknya bus transjakarta yang lama dibenahi terlebih dahulu sebelum dioperasikan lagi. Serta tolong pengemudi bus transjakarta dididik sedikit, supaya para penumpang tidak mati karena serangan jantung akibat kebut - kebutan dijalan.
PELAYANAN TERLALU RAMAH
Anda tidak akan menemukan keramahan yang unik selain dihalte transjakarta. Kermahan ini tidak ditunjukkan oleh petugas pria, tapi justru petugas wanita. Entah karena sedang "lampu merah" atau bagaimana, selama seminggu ini, saya menemukan beberapa petugas bus transjakarta yang kelewat ramah, sampai marah - marah kepada calon penumpang. Awalnya penumpang complain, karena bus terlalu lama, tapi sipetugas wanita justru memarahi si penumpang tersebut. entah ada apa gerangan, saya juga kurang mengerti.
Saran saya, petugas yang sekiranya tempramental agar diberi pendidikan dulu biar bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Kalau ada petugas yang sedang "lampu merah" sebaiknya libur saja, daripada harus narik urat dikerjaannya.
BUS YANG SALAH DIJURUSAN YANG SALAH
Menarik perhatian saya, saat berdiri dihalte bus transjakarta, kp. melayu. Bagaimana tidak, disaat jurusan PGC - Harmoni dan Kp. Melayu - Ancol berdesak - desakan para pengantri bus, jurusan Kp. Melayu - Bantar Gebang (yang akhirnya saya tahu hanya sampai kantor wali kota jaktim) justru hanya satu, dua penumpang yang antre. Lucunya lagi, bus jurusan ini (Kp. Melayu - Bantar Gebang) justru yang paling banyak bersliweran di halte kp. melayu.
Saran saya sebaiknya, untuk jurusan yang penumpangnya tidak terlalu banyak, bus bisa dipindahkan kejurusan lain. Akan lebih efisien dan bermanfaat.
PENUMPANG JUGA MAU MAKAN SIANG!!!
Kejadiannya sudah cukup lama, tapi lagi - lagi kenyamanan penumpang terganggu akibat perut yang hanya sejengkal. Adalah halte Ancol yang menjadi perhatian saya, tepat saat jam makan siang 12.00 WIB - 13.00 WIB. Begitu banyak bus yang nangkring padahal calon penumpang bertambah terus. Hingga akhirnya seorang penumpang melancarkan aksi protes yang ditanggapi dengan marah - marah oleh mba busway. Alasan mereka cukup simple, pengemudi butuh istirahat, butuh makan siang, tapi yang tidak bisa diterima oleh calon penumpang adalah, ada empat sampai lima bus yang akhirnya nganggur dihalte akibat laparnya sang petugas. Entah para petugas berpikir atau tidak, kalau penumpang juga mau makan siang, kalau keluar halte dulu terus masuk lagi, bayarnya double donk!!!
Saran saya, petugas bus transjakarta harusnya sedikit lebih bijak, tugas mereka adalah melayani masyrakat. Kalau memang butuh istirahat, bisa gantian kan?
Akhirnya, itulah yang bisa saya tulis mengenai bus transjakarta yang sudah sepuluh tahun melayani masyarkat DKI Jakarta tersebut.
Pesan saya : sebagai penumpang, atau calon penumpang kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, jika mendapat perlakuan yang tidak baik dari petugas bus transjakarta tidak perlu harus di post di media cetak (sebagaimana saya baca di koran warta kota 28/02/2014)
Salam Jakarta Baru, Jakarta Yang Lebih Baik