Lalu bagaimana cara yang tepat untuk berhenti merokok?
1. Dirokok bukan Merokok...
Mayoritas perokok indonesia adalah pria, dan saran ini mungkin cukup tepat untuk digunakan oleh orang - orang disekitar mereka.
Kita ayah, suami, dan atau saudara laki - laki anda hendak menyalakan lighter untuk membakar rokok, katakanlah "mau dirokok ya?" otomatis konotasi negatif akan langsung menyerbu kepala si perokok, hingga menjadikan mereka geli sendiri mendengar ucapan itu.
Walau berulang kali mereka mengatakan "merokok" sebaiknya anda tetap bersikukuh bahwa kegiatannya tersebut adalah "dirokok". Lambat laun, dengan kegelian sendiri, (apalagi jika yang mengatakan anak perempuan atau sesama pria) perokok bisa menghentikan budayanya tersebut.
2. Kumpulkan Bungkus Rokok Anda
Ini mungkin lebih efektif daripada saran yang pertama. Setiap rokok anda habis, kumpulkanlah bungkus rokoknya. Jika anda merokok satu bungkus dalam satu hari, maka dalam satu bulan akan terkumpul 30 bungkus rokok. Hitunglah pengeluaran anda hanya untuk rokok saja, kemudian pikirkan kembali penghasilan anda dalam sebulan.
Jika satu bungkus rokok seharga Rp. 15.000,- maka dalam satu bulan anda sudah membakan Rp. 450.000,- . Sedangkan gaji anda hanya Rp. 2.400.000,- (UMR DKI), dengan merokok sisa gaji anda 1.950.000,- . Pertanyaannya adalah, apakah 1.950.000 cukup untuk anda sebulan (biaya makan, tempat tinggal, transportasi dan hiburan). Pun cukup, sayangnya merokok tidak akan membantu anda untuk menabung demi masa depan anda.
Coba hitung, jika Rp. 450.000, ditabung setiap bulan, artinya dalam setahun anda memiliki uang bersih sebesar Rp. 5.400.000,- namun, uang sebesar itu anda bakar dengan menyicil perbatang rokok setiap waktunya.
Hanya anda yang bisa menghentikan kebiasaan merokok anda, merokok bukan akan membunuh anda dalam arti harafiah. Merokok hanya tidak akan membantu anda dimasa tua...