Tergerak oleh artikel
Karya Fiksi Drama : Ramai Pembaca, Sepi Penulis dari posting
Eddy Roesdiono, luluh hati saya untuk berbagi. Semoga monolog singkat ini bisa memberi manfaat. Tambahan: Monolog dengan judul yang sama hanya pernah muncul di blog pribadi saya, belum pernah dipublikasikan untuk konsumsi publik.
[dam] MONOLOG SI PENGECUT
Layar perlahan terbuka. Seorang pengecut masuk ke dalam panggung. Tubuhnya gemetaran. Ia selalu berusaha menghindari tempat terang dan ramai. Dari sudut gelap yang terdiam, ia berkata lantang. PENGECUT:
"Seharusnya kupadamkan mentari karna teriknya butakan aku Seharusnya kumuramkan rembulan karena cahyanya dukakan aku Tapi aku takut tak 'kan kulihat lagi bayangmu"
KEMBALI KE ARTIKEL