Jika mencari definisi goal poacher di situs pencarian terlengkap akan ditemukan berbagai arti, namun satu faham. "Goal poachers are the forward players who waits for the right ball inside the penalty area or more often inside the six yard box. They hava extremely good instinct and they do not involve in the game much. But, when the right times comes, they score, they only score!" Ya, jika melihat seorang Pippo Inzaghi, dia hanya tahu cara mencetak gol dengan berbagai macam gaya, tak perduli di mana dia berada, tak perduli sesulit apa bola yang diterimanya, ketika ada kesempatan mencetak gol, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Mungkin tak ada yang lebih mengesalkan dari gol final Liga Champions 2007, di mana 'sentuhan bokong' Inzaghi menjadi pembuka gol malam itu. Semua fans Liverpool di dunia pasti akan menghina gol tidak sengaja tersebut, sedangkan bagi para fans AC Milan, gol tersebut adalah pembalasan dendam yang paling manis setelah tahun 2005 Milan harus tertunduk lesu kalah dari drama adu penalti dari Liverpool.
Namun, seiring berkembangnya penerapan formasi di sepak bola, striker seperti Inzaghi kian terpinggirkan. Sudah jarang terlihat striker yang tak layaknya rubah di kotak penalti lawan seperti Inzaghi. Mungkin kita masih sering melihat sosok Inzaghi dalam diri Javier 'Chicharito' Hernandez. Pemuda asal Meksiko itu memang bukan tipikal striker seperti Messi atau Robin Van Persie dan Wayne Rooney yang menjadi rekan setimnya, tapi gol-gol yang dicetaknya selalu bisa membuat Manchester United bernafas lega.
Dari total 24 kali penampilannya musim ini di bawah Sir Alex Ferguson, 16 gol sudah dicetaknya. Gol-gol yang dicetak Chicharito pun hampir setipe dengan sang master, tak ada yang menggunakan skill melewati pemain seperti Messi atau Ronaldo, hanya kemampuan first touch yang bagus, insting mencetak gol yang mumpuni, dan satu yang paling penting, tingkat keberuntungan yang sangat tinggi. Karena, striker seperti mereka dilahirkan untuk mencetak gol.
Seperti kata Jose Mourinho saat Real Madrid berkesempatan melawan Milan, "Kalian boleh memainkan 10 striker bersamaan, asal jangan memainkan seorang Inzaghi". Ini adalah bukti bahwa seorang jenius seperti Mou pun takut dengan striker seperti Inzaghi.
Dan permasalahannya adalah, sekarang sosok-sosok pemain seperti Inzaghi atau Chicharito mereka sudah jarang dihargai. Para pelatih lebih senang dengan pemain-pemain yang memiliki skill dengan speed tinggi untuk bisa melewati pemain-pemain bertahan. Padahal, jika keberadaan para striker dengan teknik goal poacher mungkin sepak bola akan lebih beragam dan menyenangkan. Bayangkan bagaimana kita bisa membuat fans lawan kesal dengan gol-gol aneh dari sang striker, apalagi hanya mengenai bokong, dan sang pemain berkata, "Kami sudah melatih ini berulang kali!" Jelas saja para cacian dan hujatan akan keluar dengan sendirinya. Tapi, melihat striker dengan tingkat keberuntungan tinggi adalah seni menonton sepak bola tersendiri. Jadi, can we have another goal poachers, please?