Diare menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia, terkhususnya di kawasan kumuh atau minim sanitasi yang baik. Diare juga merupakan penyakit kedua tertinggi yang menyebabkan kematian pada anak -- anak (Kemenkes RI, 2011). Diare dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan klinik pada saluran pencernaan dimana konsistensi feses berbentuk cairan atau setengah cairan dan frekuensi terjadinya defekasi lebih sering dari keadaan normal (4-5 kali sehari). Umumnya diare diakibatkan gangguan ketidaksetimbangan absorpsi dan sekresi air & elektrolit di usus (Goodman dan Gilman, 1986; Anastasia, et al., 2019). Mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, dikarenakan perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorpsi natrium atau peningkatan sekresi klorida, perubahan motilitas usus, peningkatan osmolaritas luminal, peningkatan tekanan hidrostatik (Sukmawati, et al., 2018).Obat-obat yang digunakan dalam mengatasi diare disebut antidiare, dibagi menjadi penurun motilitas usus, adstringensia, mengurangi frekuensi BAB, dan adsorpsi toksin.
KEMBALI KE ARTIKEL