Kita sudah menyaksikan anaknya Hatta Rajasa, juga mobil terbang di tol Purbaleunyi yang semuanya doyan korban hingga meninggal dan cedera.
Sekarang kita sibuk baca berita dan ribut karena DUL anaknya Ahmad Dhani seorang musisi yang mungkin musik dan tingkahnya sangat kita nikmati selama ini.
Kalau kita mau lihat tetangga sekitar kita, apakah kita tidak bangga? Sepeda motor, mobil baru, tambah mudah memilikinya yang semua itu mencerminkan kemakmuran semu.
Apa betul? mobil, sepeda motor yang kita miliki karena kita butuh sekali? Mungkin juga hanya kemudahan kredit atau utang yang memungkinkan kita membeli semua itu hanya karena di dorong oleh lembaga financing yang juga sedang asyik menghisap kita?
Tentu, saya tidak heran dengan Ahmad Dhani, karena kemakmuran yang dia miliki, sayang anak (tipikal ortu Indonesia), kesibukan dan sebagainya, dia mungkin lalai dan tanpa disadari anak di bawah umur menggandarai mobil dengan kejadian tragis sepert berita yang kita baca hari-hari ini.
Bukankah anak tetangga desa dibawah umur juga sudah menabrak orang hingga mati jauh sebelum DUL, anaknya Hatta Rajasa dan sebagainya? siapa yang ribut...?
Yang Gemblung itu hukum dan negara kita, membiarkan anak dibawah umur mengendarai mobil, sepeda motor sehingga kecelakaan seperti DUL selalu menjadi tontonan publik?
Kembali lagi, lembaga financing hidup sangat leluasa dan setiap detik dan hari ulang tahun di Negara kita, cukup dengan uang muka Rp. 500.000 untuk sepeda motor atau Rp. 5.000.000 untuk mobil bahkan tanpa uang muka jika perlu , Anda sudah bisa membawa pulang kendaraan impian kerumah?
Tontonan DUL akan jadi tontonan biasa saja...ayo kita buktikan.
Dalin
www.riverside-jogja.com