Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Prabowo dan Isyarat Anomali Perilaku

30 Januari 2019   11:02 Diperbarui: 30 Januari 2019   11:22 1174 12


Entah mengapa, penghinaan Prabowo Subianto kepada menteri keuangan dengan sebutan 'menteri pencetak utang' itu terus mengganggu pikiran saya selama beberapa hari terakhir. Ini bukan kali pertama Prabowo Subianto memperolok atau menghina orang lain. Sebuah anomali perilaku seorang capres yang seharusnya meyakinkan dan bersikap baik kepada masyarakat agar memilihnya di pemilu nanti.
Apakah ini isyarat yang sengaja dikirim Prabowo Subianto kepada masyarakat agar jangan sampai memilih dia di pemilu nanti? Apakah ini isyarat agar masyarakat memilih Jokowi saja karena Jokowi terbukti lebih baik dan lebih demokratis selama menjabat sebagai presiden? Apakah ini isyarat agar masyarakat mengabaikan suara dan pernyataan orang-orang di sekitar Prabowo dan parpol pendukungnya?
Banyak pertanyaan yang muncul akibat sikap Prabowo Subianto itu. Jelas, Prabowo bukan orang bodoh. Jelas Prabowo menyadari semua pernyataan dan tindakan yang dilakukannya akan berdampak pada proses pilpres yang dijalaninya. Jadi terlalu naif jika menilai jika Prabowo Subianto kini berubah jadi idiot. Tidak mungkin itu.
Saya mencoba mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan itu. Alasan dan teori penggalangan dukungan politik model Donald Trump juga adanya konsultan politik bule yang diperlakukan lebih "istimewa" oleh Prabowo (saat berjalan bareng SBY beberapa waktu lalu) memang lebih logis untuk dicerna. Tetapi, tetap saja itu tidak bisa menjawab rasa penasaran saya.
Mengapa Prabowo Subianto suka merendahkan dan menghina orang? Padahal sebagai capres dia butuh dukungan dan coblosan di bilik nanti. Padahal sikap merendahkan dan menghina orang itu, jelas kontraproduktif dengan statusnya sebagai capres. Padahal Prabowo Subianto jelas bukan idiot. Tidak mungkinlah Prabowo Subianto idiot.
Alasan mengapa pernyataan-pernyataan dan tindakan Prabowo itu saya nilai sebagai isyarat agar masyarakat tidak mencoblos dia di bilik pemilu nanti, juga cukup logis. Misalnya soal penghinaan terhadap menkeu dan masyarakat tadi seperti episode "gaji dokter dan tukang parkir", "jadi ojek online", "muka Boyolali", "wartawan gak bisa belanja di mall". Masa sih, Prabowo Subianto tidak sadar kalau pernyataan itu menyakiti hati orang yang direndahkannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun