Pada 1 Februari 2009, di Gedung Kanisius, Jakarta, dalam Sarasehan Kebangsaan "Meneguhkan Kembali Keindonesiaan dalam Politik dan Pemilu 2009", pengamat politik CSIS J Kristiadi menyebut "taktik dizalimi" diterapkan Susilo Bambang Yudhoyono untuk mendongkrak popularitasnya, terkait relasinya dengan Megawati Soekarnoputri. Ternyata taktik ini terus berulang, baik oleh SBY maupun pihak lain. Masihkah rakyat percaya dengan taktik semacam itu?
KEMBALI KE ARTIKEL