Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jiwa yang Teramat Lelah

17 September 2011   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53 378 1

Siang itu, di antara bising ibukota.

tepat di antara labilnya desir nafasku,

kau pernah menulis sebuah sajak.

Yang olehmu kau coba bawa aku memecah matahari

tanpa kau tahu aku harus menahan perih!

###

Pernah kau tulis sebuah sajak

yang dalam pandanganmu,

aku bukan kau,

dan kau bukan aku

Seperti menghilang terhapus logika.

dalam remah luka

dan aku

lelah

###

Padamu,

aku hanya berharap setitik cahaya.

untuk masa yg masih pengap

di antara hujan dan rapihnya barisan luka

yang masih sedikit terasa perih.

###

Masih ingat dalam benakku

tentang catatan-catatan kelam yang kubaca

tentang ajakan hati yang tak lagi mengait.

mencoba memisahkan jarak akan entah.

menanti hingga malam, hingga tertidur lelap.

semua telah kujaga dengan rapih, di sini.

begitu erat.

###

Sudahlah…. ini harapku!

tak usah kau merasa lebih puas.

aku merelakan nafasmu yang tak lagi menjelma

seperti pelangi.

Bukankah telah jelas apa inginku?

Aku hanya ingin berdiri, di sini, di pinggiran senja.

bahkan, “tiga kata” indah yang belum sempat terucap

telah terkunci di bibir. rapat…

masihkah tak terbaca olehmu??

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun