Aku antar kau pulang sore ini,
berhimpitan dalam sengak keringat yang lembab apak
menggandengmu hingga halte terakhir tanpa polah sepenuh pikir
Aku ajak kau berdebat tentang banyak cerita
Betapa makin salihnya kita menutup mata dari gumpalan daging berujud pantat atau payudara,
hanya lupa membuka kembali buat melihat sesaknya hidup sesama
Dan rajinnya kita mencium sajadah, salib dan patung dewa-dewa,
hanya alfa mengendus tangis tetangga
Aku kasih kau sebotol minuman penuh pewarna,
sekedar panas kerongkongan bisa dihela
Ah, siapa menyana di sana penuh sentuhan kerja kawan-kawan buruh kita
Aku ajak kau melongok ke luar kaca jendela,
melihat papan iklan berlarian dalam bias mata
Rokok, mobil orang-orang kaya, kosmetika sampai obat kuat Cina
Dan sepanjang jalanan,
pikiran kita sama-sama berebut perhatian
Seperti raung ambulan dan mobil pemadam kebakaran
(Jakarta - Bekasi)