menawarkan sejuta aroma
terperangah aku bersama sajak malam
melukis jelitanya diantara bayang-bayang
sadarku merangkak beranjak,
seketika asaku melebur dan meleleh
menyeruak alpa beserta alam sana
menyeretku dalam linangan yang ta berkesudahan
inginku hapus lukisanya
bersama gambar yang menyelinap diam-diam
yang menggebu di pandang
bukan untuk sementara,
tapi untuk selamanya
terbujurku, lunglai ta berdaya,
Di hamparan kain yang lusuh
jiwaku tertunduk dan bersimpuh
memohon ampun dari yang Maha Pengampun
Tuhanku, aku lemah
dalam jarak yang tiada berjarak aku hidup
dalam waktu yang tiada berwaktu aku mati.
#jalanku sunyi#