Willem Oltmans dalam memoarnya yang berjudul
Bung Karno Sahabatku, atau dalam bahasa Belanda,
Mijn Vriend Sukarno, mengutarakan kesaksiannya dalam pengantar bukunya bahwa ia mengalami banyak kesulitan saat ingin memulai menulis tentang sahabatnya itu. Oltmans mengidentifikasi bahwa menulis tentang Sukarno, bahkan setelah seratus tahun sejak kelahirannya dan dua puluh lima tahun setelah kematiannya, adalah tugas yang sangat menantang. Menurut Oltmans, pemahaman banyak manusia tentang Sukarno sering kali tidak mendalam dan penuh dengan kekeliruan, meskipun banyak orang merasa mereka memiliki pemahaman "mendalam" tentang ini.
KEMBALI KE ARTIKEL