Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Aku Sedang 'Gelisah' saat Ini

27 Januari 2014   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 36 0
Aku sedang gelisah untuk saat ini, masih belum layak aku menjadi manusia yang layak. Kakiku masih saja gemetar, mataku masih saja belum jelas untuk melihat, badanku terasa meriang dan bulu kudukku terus saja merinding.

Aku sedang gelisah, masih ada rasa lapar diantara tumpukkan berasku yang menghampar dan menggunung. Tak pernah terasa kenyang dengan melihat lapar dan teriakan lapar keluarga, kerabat, dan handai taulan serta tetanggaku yang pasti suatu saat tak akan kudengar lagi, tapi kini masih terasa gelisahku, karena semua itu masih terdengar. Aku inginkan teriakan dari rasa lapar itu dengan sangat keras dan menggema supaya aku tahu bahwa otakku sedang gelisah dengan teriakan mereka. Aku akan jual saja berasku kepada tetangga jauh dengan harga yang jauh lebih murah asalkan aku selalu mendengar teriakan rasa lapar dari mereka.

Masih saja aku gelisah dengan penglihatanku yang tak pernah berubah. Saat aku ada sampai aku sudah akan mulai tak ada lagi. Aku mulai tak suka dengan pemandangan saudara, handai taulan, kerabat dan tetanggaku yang menampilkan kemiskinan, kebodohan, dan ketakberdayaan kepadaku. Sungguh aku tak suka, lebih baik aku palingkan saja mata dan penglihatanku ke jurusan lain, yang tak akan kulihat lagi mereka dengan segala kekurangannya dan ketak berdayaannya itu.

Terus saja aku mulai gelisah karena badanku terasa meriang melihat anak dan istriku sepertinya sudah mulai tersentuh oleh rasa takut akan kehilangan banyak hal, kebanggan, kejayaan dan pencitraan diri. Bulu kudukku merinding jika kulihat dan kudengar  orang sebelumku saat mereka sudah tak lagi di posisiku saat ini. Dikucilkan, tak dihargai bahkan kadang dihina dan dicaci seolah tak pernah ada kebaikan dalam diri.  Yang pertama tidak dihargai karena ideologinya, yang kedua karena kediktatorannya, yang ketiga karena anunya, yang keempat karena itunya, dan seterusnya, dan seterusnya. Apa yang akan terjadi pada diriku dan keluargaku apabila kejayaan ini sudah tak lagi di pundakku, semakin gelisah  dan merinding.

Inilah aku sekarang, yang kadang aku kehilangan akal sehat menjual apapun yang ada agar aku terlihat seperti orang yang tak peduli dengan sekitarku.

Inilah aku sekarang, yang gelisah bagaimana kalau aku sudah tak memimpin negeri ini lagi yang sekarang sudah rusak dari hulu ke hilir, dari Timur ke Barat, dari Selatan ke Utara, dari desa yang lugu ke desa yang garang, dari kota yang tertata kepada kota yang hancur lebur tak berbentuk. Karena aku yakin Tuhan tak ada di dunia ini, Tuhan tak ikut campur dalam hidupku dan hidup-hidup manusia lain. Semoga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun