Begitu juga kekalahan 1-2 Korut dari Brasil di laga perdana, mengundang decak kagum "sang misteri" Korut ini. Maklum kiprah Korut tersimpan rapat, sulit diintip tim lain.
Pujian bagi kedua Korea yang dipisahkan oleh garis 38 derajat lintang utara ini mengalir deras. Duo Korea sebagai simbol perjuangan dan etalase bangsa ASia. Tak kurang sejumlah pengamat melontarkan kekagumannya dan apresiasinya.
Di laga kedua, decak kekaguman dan permainan ngotot yang ditampilkan sebelumnya smendadak pupus sudah.  Korea Selatan harus kalah mudah 1-4 dari Argentina. Tragisnya, Korea Utara yang tampil ngotot melawan Brasil, dengan mudah dan menjadi bulan-bulan dilumat Portugal 0-7. Padahal 44 tahun silam di Piala Dunia 1966, Korut kalah dramatis 3-5 dari Portugal setelah unggul 3-0. Nasibnya kini menyusul Nigeria dan Kamerun sebagai tim dengan peluang sudah habis.
Kini kita berharap pada Korsel untuk menundukkan Nigeria dan Jepang vs Kamerun.
Ayolah Korsel berilah kebanggaan diriku dan penggemar beratmu!! (**)