Dalam berbagai kasus, pelaku tidak hanya bertindak dengan brutal, tetapi juga terencana. Perbuatannya didorong oleh motif ekonomi, seperti ingin menghilangkan jejak setelah melakukan tindakan pencurian atau pembunuhan. Motif lainnya juga mencakup konflik emosional, dendam pribadi hingga gangguan jiwa.
Mutilasi, atau penganiayaan yang menyebabkan cedera serius atau kematian, telah menjadi ancaman kemanusiaan. Pengamat sosial, AriSumarto Taslim, Â mengatakan bahwa fenomena mutilasi ini merupakan refleksi dari kondisi sosial yang tidak seimbang di Indonesia.
"Mutilasi adalah bentuk kekerasan yang paling ekstrem, dan itu merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam masyarakat kita," katanya.