Decas memiliki kakak perempuan berusia 16 tahun, yang sebentar lagi lulus SMA. Kedua putrinya adalah prioritas utama dalam hidup Pak Hardi.
Setiap pagi, ia memastikan Decas bangun, mandi, berpakaian rapi, dan mengenakan popok. Meskipun pernah mencoba melepas popok untuk melatih Decas, upaya itu belum berhasil karena Decas belum mampu mengomunikasikan keinginannya buang air.
Pak Hardi pernah berharap Decas bisa lebih mandiri, tapi kenyataannya malah membuat rumah berantakan dengan kotoran dan pipis di mana-mana. Akhirnya, ia memilih untuk tetap menggunakan popok demi kemudahan.
Setelah Decas rapi, Pak Hardi menyiapkan makanan favorit putrinya: nasi goreng. Merawat Decas bukanlah tugas yang mudah. Ia harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan khusus anaknya, mulai dari memahami emosi yang tak terduga hingga menjaga rutinitas harian.