Aku takut, aku bingung, aku sesak, aku tak bisa menyadari apa yang ada di sekitar ku, aku seolah mati rasa, entah apa yang ku rasa, Tuhan aku takut, takut, takut, semakin takut, aku berjalan sampai tak sadar ternyata aku berlari menjauhi kenyataan, aku lelah nafasku tersenggal setelah aku sadardari perjalanan melawan kenyataanan. Tuhan apa yang sebenarnya terjadi, apa aku terlihat selalu mengkambinghitamkan nama mu setiap terasa tak mampu mengerti kenyataan yang ku sadari, tetapi pada siapa lagi aku harus mengadu dan menceritakan yang terjadi di diri ku, dunia ini sesak, padat terisi dan semakin meluap, tetapi aku tidak pernah menyadari kalau ternyata dunia ini sudah padat, aku terus berlari menghindari kenyataan dan hidup dialam mimpi yang panjang, yang seharusnya indah, tetapi malah menyeramkan sampai membuat aku sesak nafas dan hampir tidak bisa bernafas dihujani entah keburukan entah anugrah, karna aku lupa berdoa sebelum tidur. Aku kalap, aku gelap, aku pekat, semakin menjahui kenyataankarna terbuai keindahan mimpi yang bisa ku ingat dan ku paksakan untuk mengingat. Dunia ini sudah sesak meluap, tetapi siapa yang mau mendengarkan semua keluh kesah ini, semua sibuk, semua sibuk, semakin sibuk, sampai terasa tidak mengenal satu sama lain, bahkan tidak mengenali dirinya sendiri, kepada siapa lagi aku harus bercerita, aku harap di luar pelanet ini ada mahluk asing yang bisa mengerti ketakutan ku, hanya dengan cara mendengarkan detak jantung ku, ketika aku merasa dipeluk ketakutan bak kopi hitan yang terlalu hitam pekat.