"Suara apa itu ya... seperti ada yang jatuh". pikirku dalam hati.
Lalu..
Terdengar lagi
Tuk.. Tuk.. Tuk...
"Apaan sih, Â bikin bulu kudukku berdiri... " lanjutku.
Tak terasa ternyata malam mulai larut, ku lihat jam dindingku menunjukkan pukul 23.55 WIB.
Malam itu, Â aku sedari tadi asyik merapikan baju-bajuku yang mulai banyak ditumpukan kasur. Karena aku tak mau anak-anakku terganggu tidurnya, maka aku bawa keluar kamar sambil menggelar karpet. Â
Mereka sudah terlelap, tinggal aku yang masih sendiri dengan tumpukan baju dan mata yang masih sulit untuk terpejam.
Karena masih ada suara-suara yang mengganggu, Â akupun bergegas mempercepat pekerjaanku malam itu.
Dan akhirnya selesai juga.
Cepat-cepat aku mengambil handphone ku. Lalu kucari aplikasi music, Â ku pilih murrotal Al Quran untuk menenangkan pikiranku malam itu.
Setelah beberapa menit, Â aku pun terlelap.
----------------------
Terulang kembali....
Suara itu lagi...
Aneh..
Ini kan siang hari, Â masa ada itu....
Ah tidak... biasa nya malam kan.
Gumamku
Suara itu semakin kencang, Â seperti pak tukang yang sedang memalu.
Membuat penasaran saja...
Aku berjalan perlahan-lahan seperti detektif melakukan pengintaian.
"Idih.. kalian yaa, Â bikin gemes aja tau.." teriakku sambil ketawa melihat burung-burung kecil mematuk bambu bekas antena tivi kami yang dulu.
Burung pelatuk bukan sih namanya.
Ada juga yang nangkrik di pohon jambu.
Pohon jambu di pinggir rumahku berbuah lebat. Tak jarang burung, Â kelelawar mampir dulu sebelum pulang. Hihihi..
Setiap pagi, Â kami pasti menemukan remahan-remahan buah sisa di tanah. Buah yang sudah tua, ada beberapa yang tinggal kulitnya ada pula yang proses awal penggigitan.
Kami memang tidak membungkus jambu-jambu itu. Â Kami memberi kesempatan kepada makhluk Allah yang lain untuk menikmati juga. Â Tak jarang kami menemukan jambu yang ada ulat buah di dalamnya.
Ketika kami ingin, Â kami ambil beberapa yang kelihatan ranum. Â Buah sisa gigitan malah lebih manis.
Berbagi itu indah bukan..