Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Puasa Ramadhanku, Dulu dan Kini

16 Agustus 2012   20:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39 128 0

Alhamdulillah sejak usia enam tahun aku sudah berpuasa penuh.Meskipun masih di iming-iming dengan hadiah dari orang tua kala itu, namun perlahan-lahan, tahun ke tahun aku mengerti makna puasa dan hadiah pun tidak menjadi syarat yang kuajukan jika aku berhasil berpuasa sebulan penuh.Aku ingat betul bagaimana usaha orang tua saat membangunkan aku sahur, terkadang harus di gendong sampai di kursi makan. Menghibur aku saat merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan puasa sampai maghrib.Biasanya Ayah membawaku jalan-jalan berkeliling kota dengan motor, sehingga waktu terasa berjalan lebih cepat dari pada jika hanya menunggu waktu berbuka di rumah saja. Demikian juga sebelum waktu berbuka Ibu menanyakan aku mau buka puasa dengan apa hari ini?, dan aku boleh menyebutkan makanan apa yang kusuka.Setelah dewasa aku mengerti ini dilakukan agar aku lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah puasa.Jika kedua usaha ini juga masih membuat aku seakan menyerah pada godaan syaitan untuk berbuka sebelum waktunya, maka Ibu akan mengingatkan:“kan nanti hadiahnya berkurang nak, ayo semangat!”.“Ternyata sejak kecil aku sudah matre ya?”, lucu juga jika mengingat saat mulai belajar berpuasa.Tidak dapat di pungkiri bahwa peran aktif orang tua memang mendukung proses keimanan anak-anaknya, termasuk dalam ibadah berpuasa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun