Aku memulai tulisan ini dengan marah, sekaligus menolak kalah. Di antara distorsi kegembiraan "The Ballad of Jimmy & Johnny" milik Rancid dan rasa haru atas masa lalu yang muncul tiba-tiba dari folder ingatan dalam otak: aku menulis sekaligus menangis. Namun setidaknya seorang baik pernah berkata kepadaku, "Ada hikmah dari setiap peristiwa, semua tinggal bagaimana diri menafsir dan memberi makna sebagai bekal pengetahuan yang membesarkan tekad dan kekuatan atau untuk jatuh di jurang keputusasaan tanpa nyala harapan, sebab manusia dibekali akal untuk memilih dan hati untuk meyakini" Ah, kalimat itu adalah keindahan selain puisi dan doa-doa. Lagu pelipur lara yang menyihir sedih menjadi senyum. Aku mengingat, dan terus mengingat sambil menguntai terimakasih lewat doa-doa untuk segala kebaikannya.
KEMBALI KE ARTIKEL