Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Gayus si "Ikan Teri" Hendak Melawan Mafia "Big Fish"!

12 Januari 2011   09:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:40 297 0
Membaca salah satu berita yang dipaparkan oleh REPUBLIKA di sini, membuat mulut saya sumringah renyah. Apalagi kalau bukan berita yang sedang santer dibicarakan oleh khalayak ramai saat ini, kalau bukan kasus terdakwa mafia pajak dan hukum, Gayus Halomoan Partahanan Tambunan.

Sebelumnya, senin, tanggal 10 Januari 2011 yang lalu, ruangan sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, membahana dengan gelak tawa pengunjung yang hadir dalam persidangan itu. Hal itu terjadi setelah mendengar duplik atau tanggapan "lucu" yang dibacakan oleh Gayus.

Sebagaimana yang diberitakan di sini, dalam dupliknya, Gayus meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar dirinya dijadikan staf ahli Kapolri atau staf ahli Jaksa Agung atau staf ahli ketua KPK. Ia berjanji dalam waktu 2 tahun, Indonesia akan bersih dari korupsi.

Tentu saja, permintaan Gayus itu mungkin tak ubahnya ibarat dialogue lawak bagi para pengunjung persidangan, sehingga gelak tawa pun membuncah di ruangan itu. Bagi khalayak ramai, bagaimana mungkin seorang kriminal mengajukan permintaan atau duplik seperti itu. Tentu, itu akan dianggap sebagai "lelucon" klasik atau sebuah klise satir yang terkesan "lawak".

Namun, ada yang menarik dalam persidangan yang telah dilakukan senin (10 Januari 2011) yang lalu, dalam persidangan yang mengagendakan pembacaan duplik atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) tersebut.  Dimana dalam dupliknya, Gayus mengganggap dirinya seperti "ikan teri" yang sengaja dikorbankan untuk ditangkap, sementara ikan-ikan besar dibiarkan. Ini berarti ada indikasi bahwa permintaan atau duplik Gayus itu adalah "keseriusannya" untuk membongkar segala seluk beluk kebobrokan yang dilakukan oleh "para rubah berekor sembilan" alias mafia "Big Fish" yang seharusnya ikut serta menjadi tahanan dan diikutsertakan dalam persidangan, seperti halnya yang terjadi pada Gayus. Di sisi lain, ada kesan Gayus sudah sangat "muak" telah menjadi "korban" atau "buangan" mereka, sementara para mafia "Big Fish" itu dibiarkan merajalela di luar. Tentu ini tidaklah adil bagi seorang Gayus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun