Kenyataan tidak tersangkal bahwa masyarakat kita merupakan komunitas multikultural yang terajut dalam visi besar; keindonesiaan. Dan Islam sebagai agama mayoritas memiliki andil –sekaligus--problem terhadap munculnya segala persoalan sosiologis berbasis agama. Persoalan ini semakin meruncing manakala Islam semakin kehilangan ruang dialektis dengan anasir kekinian. Realitas ini termanivestasi dalam komunitas-komunitas Islam radikal sebagai wujud resistensi. Lantas dimanakah wajah multikuralisme (baca; kebhinekaan) kita?