Bicara soal prestasi di Piala Dunia pasti hanya persaingan dua kutub terbaik sepakbola: Eropa dan Ameika Selatan. 19 gelar juara dikuasai Eropa dan Amerika Selatan. Sembilan menjadi milik Amerika Selatan, yang diwakili Brasil, Argentina, serta Uruguay. Eropa satu gelar lebih banyak, lewat Italia, Jerman, Inggris, Perancis, dan Spanyol.
Dua gelar terakhir direbut Eropa, Italia di piala dunia 2006, dan empat tahun lalu, Spanyol juara di “tempat netral” di benua Afrika, sebagaimana Brasil pernah meraih gelar pada piala dunia di benua asia tahun 2002. Walau sudah unggul, kubu Eropa mesti menunaikan satu hutang lagi kepada Amerika Selatan untuk mempertegas hegemoninya: Juara Dunia di “Kandang Musuh”: di benua Amerika Selatan. Eropa pernah malu sendiri tatkala Brasil kampiun di Swedia tahun 1958.
Nah kesempatan tersaji di musim panas nanti. Edisi ke 20 world cup akan berlangsung di Brasil (Amerika Latin). Conmebol tentu tak mau kecolongan, gelar harus tetap bertahan jika berlangsung di benua sendiri, sehingga posisi sama kuat, 10-10, dengan keunggulan away. Sanggupkah satu dari 13 wakil Eropa menaklukkan 6 jagoan Conmebol?
Melihat komposisi Eropa saat ini, memang menjadi momok menakutkan bagi Brasil dan Amerika lainnya. Misi hatrick tak tertutup menilik dua hajatan terkahir dimana Eropa mendominasi.
Spanyol tetap menjadi jagoan. Meski banyak menilai La Furia Roja sudah berada dalam titik jenuh setelah meraih treble sejak tahun 2008. Saya sebenarnya juga tidak yakin, namun Andreas Iniesta Cs, membungkam keraguaan banyak pengamat (saya) ketika mereka juara Euro dua tahun lalu. Status sebagai juara bertahan, pastilah membuat setiap lawan sedikit gugup menghadapi negara yang dilatih Vicente Del Bosque ini. Bisakah mereka sekali lagi melakukannya di ajang yang lebih besar? yang pasti Matador-matador Spanyol datang ke Brasil dengan misi menjadi negara superior sepak bola dunia.
Negara Jerman juga adalah andalan benua biru. Mereka sudah lama tidak sukses. Setelah beberapa turnamen selalu bertahan hingga babak akhir, mungkin kali ini Jerman menuntaskan kesempatan dengan sempurna. Skuad Der Panser semakin matang dan dipenuhi motivasi membara anak-anak muda asuhan pelatih modis, Joachim Loew.
Italia adalah negara Eropa yang paling sulit diprediksi. Kerap memulai turnamen dengan tergopoh-gopoh, namun setelah melewai masa kritis, Gly Azzury akan melaju dengaan kekuatan benteng pertahanannya. Nasib Italia banyak bergantung apakah mereka bisa lolos dari grup maut bergabung bersama Uruguay dan juga Inggris. Jika lolos, bolehlah Eropa berharap banyak pada Steven Gerrard Cs.
Inggris sendiri diyakini banyak pengamat tidak melebihi babak delapan besar, kurang lebih sama pencapaian-pencapaian Tiga Singa di banyak turnamen sebelumnya. Permainan mereka memang tak kunjung membaik. Miskin taktik dan visi untuk bertahan jauh. Aksi pemain-pemain bergaji tinggi di kompetisi melempen dan mudah terbaca di turnamen akbar sekelas piala dunia.
Bagaimana dengan peluang Perancis ? Tim Ayam Jantan ini maju ke putaran final melalui play-off. Mereka belum bisa menghilangkan bayang-bayang kebesaran seorang maestro Zinedine Zidane. Sejatinya Les Blues sudah kehilangan magi mereka. Sedikit mereka diuntungkan dengan fase grup yang lebih lunak.
Sebenarnya masih ada Belanda yang menjadi harapan. Namun itu pun masih menjadi tanda tanya besar karena mereka tidak pernah konsisten.Tengoklah dua turnamen terakahir yang mereka lakoni. Tahun 2010, Orange maju ke final piala dunia,antiklimaks dua tahun kemudian kandas di penyisihan grup piala Eropa.
Negara-negara seperti Portugal, Swiss, Belgia, Kroasia, Yunani, Bosnia, sejak awal hanya ditempatkan di lapis kedua. Mereka diyakini belum sampai ke tahap partai final piala dunia. Overall, mungkin ada lima negara Eropa yang punya peluang menjuarai piala dunia 2014, syarat paling utama adalah mengalahkan Brasil, unggulan yang bukan hanya karena status tuan rumah.
Salam sepakbola.