Sejarah Choker
Sejarah choker dapat ditelusuri kembali hingga zaman kuno. Di Mesir kuno, wanita dari golongan bangsawan sering mengenakan choker yang terbuat dari emas atau permata. Di Yunani kuno, choker digunakan sebagai tanda penghormatan bagi para pemenang dalam pertandingan olahraga.
Pada abad ke-19, choker kembali populer di kalangan perempuan Eropa dan Amerika. Choker ini biasanya terbuat dari bahan seperti satin atau renda dan dipadukan dengan liontin atau hiasan lainnya. Pada tahun 1920-an, choker dengan model yang lebih sederhana dan minimalis mulai digunakan.
Pada tahun 1940-an, choker kembali populer dan biasanya dipadukan dengan pakaian yang memiliki kerah rendah. Pada tahun 1950-an, choker sering digunakan oleh para penyanyi jazz dan blues.
Evolusi Choker
Selama dekade 1990-an, choker kembali populer sebagai aksesori mode. Choker dengan bahan seperti velvet dan rantai logam menjadi tren populer. Choker juga sering dipakai oleh para selebriti pada acara-acara bergengsi.
Choker juga mengalami evolusi dalam desain dan bahan. Selain bahan tradisional seperti kulit dan logam, kini choker juga terbuat dari bahan-bahan yang lebih tidak biasa seperti kain denim dan bahkan kain tenun.
Choker juga hadir dengan berbagai model, dari model minimalis hingga yang lebih eksentrik. Ada choker dengan hiasan permata atau kristal, choker berbentuk tali, choker dengan tali rumbai, dan masih banyak lagi.
Kesimpulan
Choker adalah aksesori mode yang telah berkembang sejak zaman kuno. Meskipun choker sering mengalami perubahan dalam desain dan bahan, tetapi choker tetap menjadi aksesori mode yang populer di kalangan perempuan. Dalam perkembangannya, choker hadir dengan berbagai macam model dan bahan, sehingga memungkinkan setiap perempuan untuk menemukan choker yang sesuai dengan gaya dan kepribadian mereka.
