Saya menengarai beberapa indikasi mengapa fenomena ini terjadi:
Pertama, niat ibadah yang tidak bulat. Banyak dari mereka yang hadir dalam pelaksanaan ibadah mungkin tidak sepenuhnya menyiapkan diri untuk beribadah. Banyak mungkin yang sehari-hari tidak menjalankan ibadah sholat 5 waktu, akhirnya harus ikut ke masjid untuk Sholat Jumat karena malu pada rekan maupun atasan. Karena niat yang setengah-setengah tersebut, seringkali perilaku yang ditunjukkan juga setengah-setengah, misalnya dengan duduk paling belakang agar mudah dan cepat bila pulang nanti, maupun tidak secara khusuk mendengarkan khotib, misalnya dengan bermain gadget.
Kedua, sikap tidak acuh pada lingkungan. Seringkali ada jamaah yang tidak menempatkan diri dengan tepat di tengah suasana ibadah. Adanya peringatan maupun pesan-pesan yang disampaikan sejak awal oleh takmir supaya tidak mengaktifkan gadget juga tidak direspon dengan baik. Sikap mudah lupa juga termasuk dalam kategori ini.
Ketiga, kecanduan gadget. Orang-orang yang mengalami ini mungkin tidak dapat berpisah jauh dengan gadget kesayangannya. Walaupun misalnya pada saat khotbah dan pelaksanaan sholat dia dapat mematikan gadget, namun begitu salam, langsung terdengar nada gadget yang dihidupkan. Fenomena ini tidak kalah menjengkelkan dibandingkan munculnya nada panggil di tengah sholat. Seolah ada hal yang begitu penting, sehingga meninggalkan waktu tidak sampai 5 menitpun dia harus segera mengecek gadgetnya, dengan meninggalkan ritual yang seharusnya dilakukan, seperti dzikir dan berdoa.
Keempat, kesengajaan atau sikap pamer. Dengan bersu'udzon dapat diduga seseorang sengaja menghidupkan gadgetnya agar orang lain tahu dia dianggap penting. Seringkali mengherankan, ketika gadget berbunyi, si pemilik tidak segera mematikan, sehingga gangguan yang ditimbulkan semakin parah. Kalau dia takut ibadahnya terganggu karena gerakan di luar sholat, maka gangguan yang diberikan karena tidak mengangkat gadget tersebut mungkin lebih berlipat. Yang mengherankan juga si penelepon, apakah mereka tidak sadar jam-jam ibadah sholat Jumat, bukankah dapat dikonfirmasi terlebih dahulu melalui sms atau bbm? Ya, ada pengecualian memang kalau si penelepon berbeda agama atau berada pada wilayah waktu yang berbeda.
Selayaknya memang, semua pihak berintrospeksi, termasuk penulis (walaupun saya selalu meninggalkan gadget di meja kerja, karena masjid dekat dengan kantor, kecuali kalau ada acara di luar kantor), sehingga semua pihak dapat menciptakan suasana ibadah Jumat yang kondusif. Toh tidak sampai satu jam, seminggu. Alangkah singkatnya itu.