Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Etika Berlalu Lintas

28 Agustus 2015   14:00 Diperbarui: 28 Agustus 2015   14:00 373 0
Seorang lelaki paruh baya terpaksa menunggu lama untuk menyeberangi jalan raya yang cukup padat lalu lintasnya. Tangannya terjaga menggeber gas sepeda motor butut yang dikendarainya. Beliau baru saja keluar dari gang sempit perumahan yang sudah puluhan tahun ia tinggali, berangkat menuju tempat kerja di pusat kota. Kota itu tidak sepadat Jakarta, masih tergolong kota yang sedang berkembang. Tetapi tetap saja arus lalu lintas padat di pagi dan sore hari sehingga jalanan sulit untuk diseberangi. Di lain pihak, badan jalan dijejali berbagai jenis kendaraan mulai dari yang tergolong mewah, sampai yang sekedar bisa "menunaikan" tugas mengantarkan si pengendara. Semuanya berlomba, salip-menyalip mengejar waktu yang tak pernah kompromi. Dengungan mesin kendaraan diiringi bunyi klakson sahut-menyahut memberi peringatan bagi siapa saja yang berada di depan agar memberi jalan, memanfaatkan celah kecil sekalipun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun