Hari sudah larut. Mataku bergelanyut pada setitik rendah dipelupuk malam. Namaku masih sama. Rona. Tak kusangka aku sudah mematung disni sejak sore tadi. Kemacetan Ibu kota seolah jadi alasan ampuh bagiku. Duduk bersama laptop dan sebatang rokok tanpa bertemu kata jemu. Pelayan di kedai kopi ini sepertinya sudah hapal waktu kehadiran dan kepulanganku. Serta secangkir Ijs Koffie Indotjina yang menjadi minuman wajib buatku. Entah sejak kapan aku mulai menyukai tempat ini. Dan entah sejak kapan aku terbius oleh tempat yang dulu terkesan mahal untukku.