Tertutupi riuh gengsi tuan-puan pembesar
Bingarnya martabat dan harkat yang salah
Suara rintihan kesakitan dan trauma manusia terdasar
Tangan-tangan yang membeku tak kuasa
Kaki-kaki terdiam tertanam di bumi
Lidah-lidah kelu tak bersuara
Sakit tak kasat mata itu terus membayangi
Ah, matahari itu sudah terbenam
Tsunami itu telah hilang dengan luka terdalam
Meninggalkan kegelapan terdalam
Meninggalkan kerusakan terkelam
Terdengar samar suara yang memanggil dari kejauhan
Terlihat cahaya nun jauh di ufuk timur sana
Seperti malaikat yang membentangkan sayapnya yang menawan
Mendekat membawa cahaya
Ibu pertiwi memangil malu
Ibu pertiwi menangis tersedu
Melihat penderitaan tak kasat mata di balik batu
Bergetar seluruh jiwa raganya penuh pilu
Hai Tuan Puan berjubah kebesaran
Hai generasi penerusku yang kehilangan arah
Isilah kemerdekaan ini dengan kesantunan
Isi kemerdekaan ini dengan marwah
Kemerdekaan yang telah direbut dengan perjuangan
Darah dan air mata yang belum lagi kering
Demi generasi penerus tumbuh dengan aman
Demi Indonesia terang benderang
Jangan dihantui oleh ketakutan-ketakutan lagi
Kaki-kaki yang gontai
Tangan-tangan yang lunglai
Mulut-mulut yang terkunci
Bebaskan anak-anakku dari kekerasan
Jangan biarkan mereka terjebak dibalik batu-batu meteroit
Biarkan mereka menggapai bintang harapan
Biarkan mereka menari di atas bukit
Bangun, Bersuara, Berteriak, anak-anakku
Kuatkan kaki dan tanganmu
Kencangkan suaramu
Aku akan bersamamu
Merdekakan dirimu dari kekerasan itu
Beranikan dirimu melawan ketakutan
Teriakkan sekencang-kencangnya penderitaanmu
Iringi dengan berdoa kepada Tuhan
Merdeka dari penjajah laknat itu barulah permulaan
Merdeka dari kemiskinan dan kebodohan yang nyata
Didahului merdeka dari kekerasan dan ketakutan
Menuju Indonesia jaya
Ingatlah, Ibu Pertiwi selalu bersamamu
Dalam setiap langkah dan gerakmu
Dalam heningnya terus mengingatmu
Dalam kekuatannya selalu menyertaimu