1966. Kejanggalan dan pekatnya kebusukan di percaturan politik Soekarno merasuki akal sehat dan idealisme dari yang merasa tertindas. Kepentingan tak berarah dikonfrontir dengan selusin tuntutan rasional berbuntut moral. Aksi-aksi protes dan pembangkangan diluncurkan oleh mereka yang sadar akan situasi; melantunkan rangkaian tuntutan agar keadaan rakyat semakin pulih. Apakah dunia ini tidak cukup manusiawi lagi? Sayangnya, di balik ini, Tjie Bong tidak memosisikan diri pada prahara politik dalam upaya menegakkan marwah masyarakat. Ia lebih memilih berontak pada busuknya persahabatan manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL