namun nyatanya berbeda asmara.
Kata-katamu sudah terpotong makna.
Janjimupun sudah tersembelih dusta
ketika kau memutuskan untuk alpa,
untuk mencari kehidupan lampaumu yang aku sita.
Maafkan Ibu, kau berkata.
Aku hanya gadis yang ingin mencari makna.
Aku akan kembali setelah menuntaskan cita-cita.
Di dalam keranjang bambu, kau meninggalkanku di depan gapura,
ketika ayam jantan pun belum membuka mata.