Saya masi ingat betul tempo doeloe waktu harga mie ayam Cuma 250 perak, waktu yang empunya motor bebek bisa diitung dengan jari, waktu tivi-tvi masih pada item putih, dan yang lebih tepat waktu saya masih sekolah Madrasah Diniyah yang menurut orang-orang dikampung saya diistilahkan sebagai “Sekolah Sore”. Satu hal yang masih melekat dibenak dan pikiran saya adalah pelajaran bahasa arab dengan model pengajarannya yang menurut saya unik dan mudah diingat-ingat oleh anak-anak. Pak Ustad, begitulah sebutan guru yang mengajar di Madrasah Diniyah menerapkan pola pengajaran yang sederhana tapi mudah dicerna. Sebagai contoh adalah model pengajaran dengan lagu dan syair.