Kawin itu enak, jelas betul itu. Ada yang menikmati dengan setia mengeksplore pasangannya agar bisa menemukan rasa "enak" dan nyaman. Ada yang mencampakkan begitu saja ketika tidak mendapatkan itu semua. Namun tujuan kawin yang sebenarnya bukan rasa "enak" itu sendiri. Namun membangun rumah tangga seumur hidup dan meneruskan kehidupan manusia dengan hadirnya keturunan. Itulah tujuan mulianya.
Jika bersandar pada hal sesaat yang bisa habis dalam sekali gerakan, sungguh sangat naif. Ambil contoh masalah keperawanan. Tanpa mempermasalahkan kebenaran alasan Sang Bupati dan fakta sesungguhnya, sangat tidak etis mempermasalahkan hal tersebut. Walau benar atau salah tetap akan ada pihak yang terluka. Harusnya bisa dibuat proses yang lebih smoth. Diperpanjang dikit lah ... masak cuman 4 hari.
Dinikmati lah.. masak cuman semalam. Nikmati selamanya, sampai salah satu dipanggil Yang Maha Kuasa. Niatkan semua itu ibadah, apapun yang diterima itu anugerah Alloh terbesar dalam kehidupan yang telah diikat dengan akad perkawinan.