Saya awali tulisan ini dengan satu harapan: Pertolongan Allah akan datang tepat pada waktunya.
Saat kita merasa dicekam ketakutan akan berbagai hal, maka otak kita akan terus menerus merekam dan menarik hal-hal negatif dari alam. Akibatnya, bukan solusi yang akan kita dapatkan, namun masalah akan bertambah berat. Kita seharusnya berusaha untuk menetralisirnya dengan mengarahkan pikiran kita kepada hal yang positif.
Saya juga termasuk orang yang masih sulit untuk berfikiran positif, saat masalah datang. Apalagi jika masalahnya datang bertubi-tubi. Rasanya ingin melepasakan beban, namun juga tak mau sembarangan share ke orang lain. Pelarian saya pun beralih ke keyboard komputer atau selembar kertas dan pena. Saya menulis semua masalah yang saya alami. Bebas saja, tak mempedulikan sistematika yang berlaku. Baru setelah plong saya berhenti menulis, dan mencoba membaca kembali apa yang saya tuliskan. Wow, tenyata dari masalahpun kita masih bisa mengambil ide menulis, setidaknya kita bisa meuliskan solusi yang mungkin bisa kita jalankan. Benar, menulis itu menyembuhkan. Perlahan, beban di dada semakin berkurang dan saya bisa berfikir lebih jernih. alhamdulillah.
Lebih lanjut, mencoba menyederhanakan masalah yang ada. Sebenarnya, masalah yang datang semakin bertumpuk karena kemalasan kita untuk memikirkan solusinya. Masalah seringan apapun, jika semakin lama dipendam, akan membuat kita merasa berat juga. Pandai-pandailah memenej masalah kita daengan berusaha menyelesaaikannya satu persatu. Mintalah saran dan bantuan orang lain dengan catatan saran yang diberikan bisa kita laksanakan. Kebanyakan orang tidak tahu persisnya masalah kita. Mereka memberikan saran dari sudut pandang mereka sendiri. Oleh karena itu sesuaikan dengan kondisi kita.
Ingat, seberat apapun masalah kita, yakinlah Allah akan selalu memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Tawakkallah.
Salam.
Khoni Indriani