Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Mama, Don't You Cry

21 April 2013   17:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:50 315 7

Sebulan sudah setelah hari itu. Aku memberangkatkan Mas Deni ke tempat peristirahatan terakhirnya dan Mama bersikeras tinggal bersamaku di rumah ini menemaniku. Sedangkan Papa, setiap pagi datang membawakan buburkacang hijau kesukaanku. Untuk makan siang, Mama memasakkan menu kesukaanku dan kami makan bersama di meja kecil tempat biasa aku dan Mas Deni menyantap makan siang. Saat matahari menghilang di balik rumah-rumah warga, kami duduk di teras, Papa akan bercerita kembali tentang kenakalannya semasa kecil yang biasanya selalu membuatku tergelak sambil memegangi perut.

Sejak hari itu, memang semuanya berubah. Aku kembali menjadi gadis kecil Papa dan Mama atau mereka yang membuat semua kembali seperti dulu. Mereka mencoba mengisi kekosonganku. Aku tak pernah meminta karena kupikir aku bisa. Tapi memang naluri orangtua sangat tajam terhadap perasaan darah daging mereka.

Aku harus memulai semuanya dari awal dengan status baru – Janda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun