Pagi itu, di sebuah warung tengah pasar, seorang anak kira-kira berumur 7-8 tahun giat bekerja membantu orang tuanya berjualan. Beragam pekerjaan ia lakukan, cuci piring-gelas, membungkus makanan, menyeduh minuman, dan beberapa pekerjaan lainnya. Namun itu belum cukup bagi ibunya, anak kecil itu selalu mendapatkan omelan bertubi. Belum selesai ia mencuci piring, ibunya sudah memberi perintah membungkus gorengan disertai hardikan. Sepintas, anak kecil itu diam seribu bahasa melaksanakan murka ibunya. Namun, tatap mataku melihat dengan jelas kedua bibirnya komat-kamit, sepertinya mengucapkan sesuatu. Ucapan yang tidak terucap. Menggerutu dalam kebisuan.