Di Yogya aku lelap tertidur
Angin disisiku mendengkur
Seluruh kota pun bagai diam mendengkur
Malang,menghardik nasibku
Melecut menghantam pundakku
Tiada ruang bagi diamku
Solo,seperti di tengahnya
Tak tidur seperti kerbau tua
Tak juga membelalakan mata
Kemanakah harus kuhadapkan muka
Agar seimbang antara tidur dan jaga?
(Emha,Antara Tiga Kota,dengan sedikit perubahan)
Melakukan sebuah perjalanan tanpa sebuah perencanaan yang matang kadang lebih bisa memberikan kepuasaan pribadi.Itu juga yang coba saya lakukan minggu kemarin,melarikan diri sejenak dari hiruk pikuk mengerjakan skripsi yang seolah tiada akhir di kota Malang.Untuk kemudian mencari semangat baru dari teman seperjuangan yang masih tersisa di kota Solo dan Yogyakarta.Dan tentu saja,berusaha untuk lebih akrab lagi dengan dua kota ini.
Ba’da jumat pekan kemarin menjadi awal catatan perjalanan.
SOLO
Kereta api selalu jadi pilihan utama saya ketika melakukan sebuah perjalanan yang tidak terlalu diburu waktu,selain murah meriah tentu saja ini adalah salah satu moda transportasi massal yang paling cocok dengan kantung mahasiswa seperti saya.Apabila memilih naik dari stasiun kota Malang,sebenarnya lumayan banyak pilihan kereta ekonomi yang bisa mengantarkan saya ke kota Solo,sebagai kota tujuan pertama saya sebelum ke yogya.KA Mataremaja atau KA Malabar bisa jadi pilihan.Akan tetapi,saya memilih Stasiun Kertosono yang jaraknya kurang lebih 107 km dari kota Malang,sebagai stasiun pemberangkatan perjalanan yang saya lakukan.Karena akan lebih banyak lagi pilihan waktu untuk melakukan keberangkatan,akan lebih banyak kereta api yang bisa dipilih karena selain dilintasi kereta yang berasal dari Malang,kereta dari Surabaya juga pasti akan melewati Stasiun Kertosono.