Siang itu waktu kembali mempertemukan aku dengan gadis yang selama ini telah merenggut berjuta-juta kedamaian pikiran dan ketenangan jiwaku. Entah mengapa sosok gadis itu selalu hadir dan setiap saat selalu mengitari rongga kesadaranku. Sudah berapa kali aku mencoba untuk menghapus bayangnya dari ruang batinku, namun ia seperti sedimen yang mengkristal di dinding-dinding syarafku. Ia begitu sulit untuk dienyakan. Dan pertemuanku kali ini, seperti biasa, aku hanya bisa menjadi patung dungu dengan endapan rasa yang aku sendiri tak mampu untuk mengapresiasinya. Kami hanya berpandangan sekilas tanpa reaksi, namun anehnya aku selalu merasakan kenikmatan dan kedamaian ketika aku berada disekitarnya meski hanya sekedar berpandangan. Ini memang aneh. Situasi yang selalu menghanyutkan diriku ke dalam fatamorgana pikiranku.
KEMBALI KE ARTIKEL