aku bersama bayang kehitaman
mengikuti arah mata kakiku semaumu
tak hayal layak diriku jadi dua bagian
meniru tanpa malu-malu
seperti hari ini
aku Memilikinya tapi tidak perasaan itu
seperti hati ini
aku Memilikinya tapi tidak perasaan itu
Ku rasa sudah semua Dayaku
ku minta dengan semintanya
ku beri sepenuh hatiku
ku dapat rasa sekecewanya
sekejap aku bertemu lelahku diujung lorong,
menggumam penuh terus merongrong,
inginku lepas penuh upaya
namun tak lekang ia berseraya
anganku menyeruak
teraduk-aduk dalam benak
Haruskah ia muncul lagi
pantaslah terasa seperti ini
wujud nya tampak
kedudukan kekal sampai kelak
namun alih-alih sebagai mana ia
tetapi berdiri sepenuh egonya
aku tak mengerti kala terberi
kau minta seperti mengebiri
saat aku rela kau tunjuk semesta
bawalah pintamu kepadaku serta
di sadarmu semaumu
pintamu hal yang mutlak
dan diri ini hanya abdimu
patuh manut tanpa elak
batinku bertanya sebisanya
kisah ini seperti air susu dan air tuba
mengapa kita tak saling memberi
banyak hal yang sepatutnya kau mengerti
dalam piluku aku rindu
dikalbu ku tanya apa maumu
batin dan jasad ini memiliki selayak dirimu,
namun termenung aku selalu
AKU MEMILIKINYA TAPI TIDAK PERASAAN ITU
Sindang Laut , 6 Maret 2024