Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jokowi Pemimpin Tanpa Kursi

21 April 2014   00:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 173 4
"Leadership is action, not position" - Jokowi

Kita tetap menghargai pilihan kubu anti Jokowi yang kritis berbalik menolak Jokowi sepanjang lahir asli dari pribadi dan analisis sendiri yang objektif dan bukan dipengaruhi oleh situasi dan orang-orang yang jago memainkan indoktrinasi, mengeksploitasi image figur dan retorika kapitalisasi elitis akibat kepentingan haus kekuasaan (vested interest). Paling tidak kubu anti Jokowi saat ini bisa dikualifikasi menjadi 3 arus besar kelompok yaitu pertama pemimpin dan kader Partai Gerindra, kedua pendukung kemapanan (statusquo) figur seorang Presiden dan ketiga penentang ideologi PDIP

Sikap Anti Jokowi dari kelompok pertama itu saat ini faktanya justru dominan berasal dari kelompok yang semula sebiduk ketika sukses gemilang mengantarkan Jokowi menjadi DKI-1. Sejak awal mereka telah mengirim sinyal (diwakili Fadli Zon) kecemasan yang amat sangat sekaligus ketidaksukaan bila Jokowi maju menjadi Capres PDIP. Namun sejak Deklarasi Jokowi di Marunda 14 Maret 2014 kelompok ini yang semula dirasuki eforia optimisme menjadi tergoncang dan luar biasa kecewa, impian jagoannya Prabowo yang saat itu elektabilitasnya paling moncer jelas mendapat gangguan yang super serius,  terang saja bagai air bah dengan segala cara yang masif dan tak henti-hentinya menggiring opini baik melalui puisi, sosial media, maupun membangun tim networking penyerbu dan ofensif menyerang Jokowi dari segala lini. Berikutnya Kelompok kedua berasal dari orang-orang yang mendewakan pemimpin yang kharismatis (president look).  Mereka terdiri dari voters yang labil (swing) mungkin disebabkan takaran mereka atas pemimpin Indonesia ke depan terlalu ideal (utopis)dan beranggapan pemimpin level nasional harus personifikasi orang cerdas dansedikit agung lalu disebabkan masifnya informasi sesat mereka ragu-ragu dan justru percaya bahwa Jokowi banyak kelemahan dan kekurangan akhirnya kelompok ini kehilangan arah dan tanpa malu-malu menjatuhkan pilihan kepada Prabowo yang dinilainya gagah berkharisma. Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok minoritas yang berbasis ideologi agama yang mengimpikan Indonesia menjadi negara agama, kelompok ini adalah musuh abadi PDIP yang dianggap terlalu nasionalis. liberal dan sosialis (gotong royong), mereka juga tidak suka PDIP karena  terlalu mengagungkan Pancasila,  Pluralisme dan pro Barat-Amerika yang dicap kapitalis - imperial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun