Suara klakson di kemacetan tak lagi terdengar, lampu jalan yang setiap 5 meternya terpasang tak lagi menerangi jalannya setiap malam. Tatapan kosong selama perjalanan tengah malam dengan satu batang rokok diapit oleh kedua jari tangan kanan, yang dihisapnya perlahan namun cepat habis karena tertiup angin jalanan. Mencari kedamaian, kedoknya. Rasa sakit yang mungkin tidak bisa sembuh sesaat membuatnya selalu mencari pelarian di akhir pekan. Angin berhembus, debur ombak di sore hari menjadi alasan mengapa hampir setiap akhir pekan dirinya pergi. Tak ada lagi rasa pada wanita yang dia kejar hampir seumur hidupnya. "Sahabat". Memang, ada disaat susah, ada disaat senang. Entahlah, konsep seperti ini mungkin hanya berlaku bagi mereka yang bukan lawan jenis.
KEMBALI KE ARTIKEL