Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Angin yang Menghembus Sebatang Tunas Muda

23 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   16:02 46 2
Kesunyian pecah oleh goresan tinta hitam yang hendak melukiskan sebuah catatan panjang pada sehelai kertas. Susunan katanya sangat tidak rapi, tulisannya jauh dari kata eksotis. Suara kertas bergesekan mulai terdengar, rupanya dia mulai menulis di lembaran kertas lain. Pena masih setia di dalam cengkraman. Seakan masih sudi untuk membantu pemuda itu dalam mencurahkan segala pikirannya. Sesekali pemuda itu menyibak rambut ikalnya ke belakang, memerintahkan agar tidak mengganggu pekerjaannya. Bagaimana tidak? Petinggi desa tempat tinggalnya tiba menerima ajakan kontraktor untuk membangun fasilitas yang untuk saat ini terbilang masih sangat mewah bagi masyarakat. Fasilitas yang sama sekali tidak dibutuhkan. Yang ada malah pembabatan tanah hijau di lingkungan mereka. Tentu saja, perlu lahan yang luas demi mencapai tujuan yang bisa dibilang rentan, terlebih desa ini memiliki lahan kosong yang cukup luas, bisa dibilang cukup untuk "menyamakan diri" dengan kota besar di luar sana. Pejabat desa bilang bahwa hal ini untuk kemakmuran masyarakat. Tapi sesuatu yang mendadak ini seakan membuat masyarakat bertaruh pada hal yang belum pasti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun