Tema: Balon
Judul: "Balon Pengacau"
Meletus balon hijau. Dor! Hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat. Sesungguhnya, balonku tak berjumlah empat, apalagi yang berwarna-warni.
Ketika masih kecil, aku tak pernah bermain balon. Mainanku hanya asap knalpot. Recehan di sakuku adalah bonusnya. Kadang aku nyanyikan lagu ‘balonku’ kala mengamen. Aku suka lagu itu yang seketika bisa kuhapal saat tak sengaja mendengarnya di sebuah TK di pinggiran Jakarta.
Dahulu, aku berharap bisa memiliki lima balon sebagai penghiburku. Sekarang, keseharianku adalah balon-balon. Tapi, bukan balon berwarna-warni yang melayang di angkasa. Payudaraku telah disumpal dengan silikon hingga terbuai seperti balon. Menggoda lelaki yang menyarungkan penisnya dengan kondom yang bisa disulap menjadi balon.
Jalan nasibku belum berubah. Hatiku bertambah kacau.