Manisnya bibir merah itu bila berkata
Tuturnya halus berperangai santun
Tak ku sangka berbisa
Mengenalnya sebagai sosok agamais
Namun tatapannya tajam menikam relung hati
Sakit...sakit... kurasakan
Mungkin sosok itu tak merasa atau mungkin juga sudah mati rasa dengan perasaan orang lain
Aku hanya bisa menatap dan mengelus dada
Semoga Tuhan memaafkanku
Pasti ada sesuatu yang salah denganku hingga Tuhan menegurku melalui sosok tersebut
Yah semoga aku menjadi lebih sabar lagi
Dalam menghadapi warna-warni di luasnya semesta ini