Kabar baik dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas).
Lho kok tetiba kabar baik saja?
Memang kabar baik. Ada 5 lapangan migas yang dinyatakan siap produksi (onstream) oleh SKK Migas pada kuartal-III 2020.
Lapangan MSTB Fase-1 WK Malacca Strait, Lapangan Cantik WK Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur WK Indonesia Pt. Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam.
Itu ladang-ladang migas di Indonesia yang optimis siap produksi.
Saat situasi pandemi wabah virus Covid-19, nyatanya kerja hulu migas tetap melaju.
Mengejar target lifting migas Indonesia tahun 2020 sebesar 705 BOPD.
Kabar baik lagi; dari optimistis siap berproduksinya 5 lapangan migas tersebut, tentu berpengaruh untuk menunjang ekonomi nasional.
Harus diakui, pandemi membuat babak belur. Berdampak buruk ke kesehatan masyarakat dan ekonomi. Keduanya juga terasa di Indonesia.
Kalau kelima lapangan migas tadi disebut telah siap untuk produksi, maka tentu saja punya andil ke ranah ekonomi.
Dari mana? Dari kontribusi untuk membantu kebutuhan migas domestik. Dan juga ada disiapkan sebagai migas siap jual.
Jadi; stok migas yang diperlukan industri dan lain-lain optimis makin bisa aman ketika pandemi, kemudian juga ada pemasukan bagi keuangan dalam negeri --dari ekspor migas nasional.
Artinya: tidak terlalu terseok-seok ekonomi Indonesia gara-gara dihantam pandemi. Ada 5 lapangan migas yang dipastikan siap produksi pada kuartal III-2020 sebagai bantuan pendukung ekonomi nasional.
Coba pahami saja, dari kelima lapangan migas yang siap onstream itu, bakal ada tambahan 3.182 BOPD untuk minyak bumi dan 109,5 MMSCFD gas alam.
Nah, itu bukan angka yang kecil.
Jadi ini bukan sekadar tercapainya target lifting Indonesia tahun 2020 dari siap produksinya 5 lapangan migas. Tapi juga yang patut disadari, terkait ke aspek lainnya. Khususnya di masa pandemi sekarang.
Fakta SKK Migas tetap bekerja serius memenuhi lifting nasional di tengah kendala pandemi yang membuat aktivitas tidak normal sepenuhnya seperti biasa.
Juga kabar baik andil besar bagi ekonomi nasional yang goyah akibat pandemi.*