Padatnya lalu lintas di area sirkuit  sebagai hal yang wajar, kata salah satu penonton dijalankan usai bubaran usai event internasional. Apalagi penontonnya tak sedikit. Sekitar 63 ribu tiket sold out. Belum dihitung jumlah panitia lokal, wartawan di Media Center Indonesia(MCI), tim Dorna, tim teknis, hingga pejabat VIP yang hadir. Mungkin bisa diangka 65 ribu orang atau bahkan lebih.
Lumrah pula jalanan baru yang dibangun tidak muat. Puluhan ribu orang pulang dengan jam yang sama, keluar jalur pun sama. Meski tak  diperbolehkan membawa mobil pribadi ke area sirkuit, tapi tetap saja sesak. Meski sudah ada shuttle bus. Tetap tidak muat, penumpang waktu itu terancam menunggu lama dijemput dan akhirnya banyak penonton yang jalan kaki. Dari tribun mereka ke tempat parkir bahkan sampai ke jalan besar. Kira-kira jarak minimal 1-2 kilometer. Jalan kaki. Di tengah hujan dan macet, sebuah paket komplit.
Kepadatan itu berlangsung lumayan lama. Bubaran race MotoGP pukul 17.00 WITA, tapi macetnya sampai jam 23.00 WITA. Kepadatannya mengarah ke Kota Mataram  dan Bandara Internasional Lombok Praya (BIL) serta aku yang pulang ke Lombok Timur juga mengalami hal serupa, macet kecuali jalan tikus, ada sedikit longgar buat jalan, meski kadang kebanyakan bertanya pada warga, mengingat. Jalan di gang-gang kecil tidak terdeteksi oleh google masp, lanjut lagi. Bahkan ada beberapa penonton yang rela jalan kaki hingga ke arah Bypass Mandalika. Jaraknya 3-4 kilometer dari sirkuit. Kemudian mereka mencoba mencegat kendaraan untuk mencari tumpangan ke BIL. Ada yang beruntung, ada yang tidak.
Macet MotoGP kemarin ternyata memang hal yang wajar terjadi. Apalagi di Indonesia. Ini MotoGP pertama sejak 25 tahun ditunggu ada di Indonesia. Banyak yang ingin jadi saksi. Meski tak terlalu paham MotoGP, apalagi aku. Kalau kata Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, banyak negara yang mengalami kemacetan usai event internasional.
Karena pengalaman Sandiaga itu, akhirnya MotoGP Indonesia memiliki jadwal-jadwal baru non race bagi para penonton. Seperti bazaar UMKM hingga festival musik. Tujuannya untuk memecah kemacetan dan meng 'hold' penonton agar tak langsung pulang. Tapi tetap saja macet total lagi.
Ke depan, Menparekraf berencana untuk menambah luasan lahan parkir di sekitar Sirkuit Mandalika. Menambah terowongan dan akses jalan menuju dan keluar area KEK. Upaya ini untuk memecahkan masalah kemacetan. Akankah solusi ini berhasil? Kita tunggu saja di MotoGP Mandalika tahun depan.
Karna masih ada lagi notabenenya perhelatan yang akan hadir di NTB umumnya dan Lombok khususnya.