Nyamplung sendiri merupakan jenis vegetasi yang mudah tumbuh dan sebarannya cukup merata di seluruh pelosok tanah air (dari Kepulauan Seribu hingga Biak), teristimewa kawasan pantai. Menurut hasil pemantauan citra satelit tahun 2003, secara alami pohon nyamplung tumbuh di areal sekitar 480.000 hektar di seluruh Indonesia. Nyamplung dahulu dimanfaatkan sebagai kayu penyangga rel kereta api agar tidak goyah. Di luar tanah air, beberapa negara dan kawasan tertentu juga tercatat sebagai habitat nyamplung, seperti Madagaskar, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik dan lain-lain.
Sejumlah keunggulan tanaman nyamplung ialah buahnya yang bisa dipanen sepanjang tahun, tahan dengan lingkungan seperti apapun, seluruh bagian pohon bisa diambil manfaatnya, cocok untuk iklim kering, dapat digunakan sebagai tanaman pemecah angin bagi tanaman pertanian, pencegah abrasi, dapat digunakan sebagai bahan bangunan, getahnya diduga bisa menekan perkembangan virus HIV. Bunga dan daun nyamplung bahkan bisa digunakan pengharum minyak rambut, minyak urut, pelitur, dan sebagainya.
Wahyudi sendiri sekarang sedang bekerja keras menjadi pemasok bahan bakar untuk sebuah BTS (Base Transmitter Station/ menara pemancar seluler). Ia harus menyediakan setidaknya 20.000 liter bahan bakar untuk menjalankan menara tersebut. Perlahan tetapi pasti Wahyudi mencoba untuk memperkenalkan bahan bakar nabati temuannya ini di tengah dominasi bahan bakar fosil yang sangat kuat.