kali pertama aku bertemu muka denganmu
Kau menyambutku dalam hening yang nyata,
membisu termangu di atas dipan baja beroda
Kupandangi wajahmu yang layu, dan matamu yang mengatup sendu
Tanpa suara, kau berkata-kata, mengajarkan beribu makna
Tentang pengabdian dalam bisu, tentang pelajaran dari urat nadimu yang telah kaku
Dan benar adanya, kaulah sang pensyarah tak bernama
Tak ragu kau serahkan ragamu, seiring isi tubuh yang rela kau bagi
Kau pun tetap sunyi, meski hadirmu memberi banyak arti
Arti bagi si penyembuh berbalut jas putih
Dan ternyata benar adanya, kaulah sang pensyarah tak bernama