Indrayana berhasil menjadikan masyarakat membicarakan tentang sistem pemilu, baik dalam konotasi positif maupun negatifnya.
Semakin banyaknya ruang-ruang diskusi _(ghibah)_ tentang pemilu ini, menjadikan masyarakat lebih tercerahkan.
Isu ini menjadi counter terbaik masyarakat terhadap keberlangsungan demokrasi di negara ini. Dan ini point penting yang saya rasa memang diincar oleh Deny.
Adanya statement tentang informasi A1/kredibel dapat ditafsirkan banyak hal, dan ini menjadi semakin menarik ketika MK memberikan pernyataan bahwa dalam proses pembahasanya belum Sampai pada tahap kesimpulan.
Bagi saya kecermatan Deny ini menjadikan demokrasi ini menjadi lebih hidup, menjadikan masyarakat lebih peka terhadap isu-isu elektoral selama ini.
Kekuatan viral di media sosial menjadi poros baru dalam gerakan masyarakan. Dan kedepannya mungkin saja adagium lama yang mengatakan bahwa "mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada dekan, dekan takut pada rektor, rektor takut pada Mentri, Mentri takut pada presiden dan presiden takut pada mahasiswa" berubah menjadi "semua takut pada netijen Indonesia", luar biasa bukan.
Indonesia bisa saja menjadi poros gerakan transnasional baru, menjadikanya memiliki label yang sama dengan Soviet pada waktu itu.