4 Juni 2014 18:34Diperbarui: 20 Juni 2015 05:234996
Bung Karno tidak berpidato terlalu lama dan panjang, karena dia menyadari akan membuat pendengar merasa bosan. Terlebih lagi beliau menyadari kalau pendengar tidak seluruhnya memahami isi pidatonya.
Realistis, Bung Karno bercerita tentang pengalaman, mengambil contoh dengan penjabaran yang tidak panjang.
Menarik Perhatian Pendengar, Bung Karno jarang menyisipkan candaan dalam Pidatonya. Mungkin disaat itu Indonesia belum lama merdeka. Yang menarik dari isi pidato Bung Karno adalah semangatnya. Bung Karno selalu mengingatkan perjalanan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan kala itu. Bagaimana rakyat Indonesia mengambil peran dalam membangun bangsanya. Ajakan untuk bersatu, tidak terpecah belah karena kepentingan masing-masing.
Rileks. Dibalik semangatnya yang menggebu-gebu. Bung Karno terlihat santai dan penuh senyuman. Bung Karno menyadari rakyat sebagai pendengar bisa melihat ketegangan seorang pemimpin dan hal ini justru akan menghilangkan fokus rakyat, jadi Bung Karno bersikap tenang dan membiarkan semua mengalir.
Point: menyampaikan tema awal (pembukaan). Misalnya: Selamat pagi, kemudian diisi beberapa ucapan terima kasih, kemudian tema isi pidato.
Reason: menjelaskan alasan memilih tema tersebut (isi materi). Misalnya: "Seperti hadirin sekalian tahu, bahwa ..." ini adalah alasan pengambilan tema.
Example: memberikan tambahan penjelasan atau contoh atau penjelasan detail atas alasan tema (isi materi). Misalnya seperti kasus, kejadian yang mendukung tema pidato tersebut
Point: memberikan suatu kesimpulan dan ajakan aksi (penutup). Ini berisi ajakan, himbauan para hadirin untuk mendukung tema yang diusung.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.